Selasa, 15 Juli 2014

Luar Biasanya sebuah "Kata"



VIVAlife - Sukses bisa dipengaruhi kata-kata. Ucapkan kata-kata yang mengandung asosiasi rasa, dan orang-orang akan lebih tunduk pada Anda. Tak main-main, itu sudah diuji melalui sebuah studi.

Peneliti dari Amerika Serikat dan Jerman mengungkap, proses otak yang menggunakan metafora rasa berbeda dengan bahasa literal. Asosiasi rasa membuat kata lebih berbobot dan berpengaruh.

Sebagai contoh, kata “asam” lebih kuat maknanya ketimbang “mengerikan” dan kata “manis” atau “pahit” lebih disukai daripada “baik” dan “menyedihkan”. Kata-kata itu lebih bisa diterima orang.

Untuk membuktikannya, peneliti dari Universitas Princeton dan Universitas Terbuka Berlin melibatkan 37 peserta. Mereka diminta membaca kata umum dan kata dengan metafora berbasis rasa.

Setiap kata sifat dalam bahasa literal dicarikan padanannya dalam bahasa metafora berbasis rasa. Misalnya, “Dia menatapnya ramah” diganti menjadi “Dia menatapnya manis”.

Saat membaca keduanya, proses otak mereka direkam.

Ternyata, kata-kata dengan metafora berbasis rasa lebih mengaktifkan proses emosional dalam otak, yakni bagian amigdala. Kata-kata itu juga memicu aktifnya korteks yang berkaitan dengan mencicip rasa.

Menurut Adele Goldberg, profesor linguistik dari Princeton, bahasa manusia sering menggunakan sensasi fisik atau benda untuk merujuk ke domain abstrak. Misalnya, mengasosiasikan cinta dengan hati dan anak panah.

“Metafora membantu kita memahami domain abstrak, sebab mereka mengaktifkan memori soal pengalaman fisik,” ujar Goldberg seperti dikutip dari laman Daily Mail.

Menggunakan kata-kata metafora itu untuk berkomunikasi, lanjutnya, akan memberikan keuntungan. Karena maknanya lebih kuat, pembicaranya pun dianggap lebih hebat dan disegani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar