Senin, 15 Juli 2013

Workaholic, apakah anda termasuk?


Bekerja adalah suatu kesenangan tak terkira bagi si workaholic. Bagi mereka yang workaholic, 24 jam sehari dan 7 hari dalam sepekan sepertinya tidak pernah cukup. Nah, bagaimana dengan Anda, apakah mengalami sindrom workaholic?

Biasanya orang yang mengalami sindrom workaholic melakukan berbagai penyangkalan. Menurut mereka, terus bekerja seolah tanpa ada waktu istirahat demi mendapat lebih banyak pencapaian adalah hal yang lumrah. Kerap kali seorang workaholic cenderung mengalami krisis kepercayaan diri.

Berikut ini tanda-tanda umum dan gejala workaholic seperti disampaikan
Psikolog Klinis & Therapis Psikoanalitis di Imago-Centre for Self, Dr Pulkit Sharma, seperti dikutip dari Health India, Selasa (16/7/2013):


1. Mengabaikan kehidupan pribadi, hubungan, waktu luang, dan tidur
2. Sulit bersantai
3. Perasaan sedih dan gelisah ketika tidak bekerja.

4. Ada rasa kelegaan saat melanjutkan pekerjaan
5. Ketika jauh dari pekerjaan, ada rasa panik bahwa akan kehilangan sesuatu yang penting
6. Ketidakmampuan untuk mengambil istirahat atau liburan
7. Selalu dekat dengan gadget di 24 jam dalam 7 hari.



Saat melakukan analisa psikologis mendalam, Dr Sharma menemukan bahwa orang-orang yang mengalami sindrom workaholic mengalami dua macam ketakutan. Ketakutan yang dimaksud adalah:

1. Takut gagal
Kebanyakan orang yang workaholic memiliki penilaian pribadi yang rendah. Mereka cenderung menggunakan prestasi sebagai obat untuk merasa lebih baik dalam melihat dirinya. Mereka bahkan takut akan kegagalan kecil sekalipun, sehingga membuat mereka workaholic.


2. Takut diri sendiri
Tanpa sadar, beberapa orang yang cenderung workaholic tidak nyaman dengan diri mereka. Karena itu mereka berjuang dengan emosi yang sulit dan kompleks, bekerja secara berlebihan untuk menjaga pikirannya tetap sibuk.


Bagi orang-orang yang workaholic, mereka sangat sulit menemukan waktu di akhir pekan. Mereka cenderung merasa kosong, mudah tersinggung, dan depresi sehingga selalu menemukan cara untuk kembali bekerja.

Jika tidak sedang bekerja di tempat kerja, mereka selalu berupaya bekerja melalui gadgetnya di akhir pekan. Jika dibiarkan, dalam jangka panjang akan berdampak tidak baik bagi kesehatan fisik dan psikologis. Sebab orang yang workaholic rentan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner, GERD, spondilitis, depresi, gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif kompulsif, konflik dalam perkawinan, serta ketidakharmonisan keluarga.


Melepaskan Diri dari Workaholic

Nah, jika Anda mengalami sejumlah gejala sindrom workaholic, ada baiknya melakukan langkah-langkah praktis ini untuk mengatasinya:

1. Sadar Diri
Setiap orang memiliki alasan untuk menjadi workaholic. Karena itu Anda harus memahami terlebih dahulu mengapa pekerjaan menjadi begitu penting. Apakah kegiatan itu dilakukan karena Anda mencoba untuk menyembunyikan kelemahan dan sesuatu yang memalukan? Atau apakah Anda mencoba melarikan diri dari perasaan negatif?


2. Jangan Lari dari Perasaan Negatif
Menghadapi sesuatu yang negatif dan menyakitkan itu sangat lumrah. Saat berada di situasi ini, berikan diri Anda ruang dan kesempatan untuk merasa sedih dan marah. Seringkali ketika menghadapi perasaan negatif dengan cara yang tenang, maka perasaan itu akan semakin memudar.


3. Pelan-pelan Saja
Seorang workaholic 'kecanduan' dengan hal-hal yang berjalan cepat. Inilah yang menyebabkan mereka tertekan karena tubuh dan pikiran tergantung pada pekerjaan.

Ingatlah bahwa segala sesuatu tidak berubah secepat kilat. Karena ini ambilah jeda, secara bertahap kurangilah keterlibatan Anda dalam suatu pekerjaan sambil memikirkan cara-cara alternatif.

4. Seimbang
Jagalah keseimbangan dalam hidup Anda. Pisahkan waktu antara bekerja, hobi, hubungan, dan untuk diri Anda sendiri.




Sumber: Detikhelath.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar